Aku meminta kamu, membaca tulisanku ini sambil mendengarkan lagu Tangga - Cinta Tak Mungkin Berhenti.
Mungkin tulisan ini tidak akan pernah kamu baca. Karena seingatku kamu sedang marah. Marah sekali.
Namun percayalah, itu jauh dari cukup untuk membuatku menyerah.
Aku mulai saja, tak perlu basa basi lagi.
Selamat ulang tahun, kamu, yang tersayang. Semoga kamu menjadi manusia yang lebih baik dalam segala hal, semua yang sedang dan akan kamu jalani berjalan dengan lancar, kamu senantiasa dilindungi tuhan YME dalam setiap langkahmu.
Sebetulnya banyak sekali doa yang aku harapkan di hari ulang tahunmu. Namun aku sadar, doa itu tak jauh dari keinganan dan kepentinganku. Egois sekali rasanya.
Ingin sekali rasanya, menekan tombol "call" di telepon genggamku. Menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padamu, namun aku tak sanggup. Bukan tak sanggup, tapi masih mau kah kamu mengangkat teleponku? Kamu sendiri yang tahu jawabannya. Sebab, aku pun tak tahu jawabannya. Mengirimimu ucapan selamat ulang tahun via line, sms atau apalah semua instant messaging pun aku tak sanggup. Apalagi mengharapakan bertemu langsung denganmu, membawa sebuah kue dengan lilin dengan usiamu sekarang. Membayangkannya saja aku tak mampu, apalagi benar bila terjadi.
Membuat tulisan ini pun berat. Harus ku hapus berulang-ulang. Ku tulis kembali, ku hapus lagi, sampai rasa percaya diri ini muncul dan kembali menulis lagi.
Sudahlah aku tak ingin memperpanjang tulisan ini, sebab pada akhirnya aku akan curhat colongan disini. Karena tujuanku hanya ingin memberikan ucapan selamat ulang tahun untukmu, bukan untuk curhat.
Special days like this one seem the perfect time to say how often you are thought about today and every day. It also gives a special chance to say that, all year through, the best and happiest things in life are being wished for you. Happy Birthday!
Untuk A,
dengan keraguan.