Beberapa hari ini aku sebal dengan diriku sendiri. Seringkali memikirkan hal-hal yang seharusnya tak perlu ku pikirkan. Tak hanya itu, bukannya aku belum melupakan atau istilah kerennya belum move on, aku hanya tidak suka dengan... ah itulah namanya. Aku merasa dipermainkan, dipermainkan oleh keegoisan seseorang, dipermainkan oleh ambisi seseorang, dan dipermainkan oleh perasaanku sendiri.
Bukannya aku hanya mengingat kejelekkannya saja, memang ada kebaikannya kepadaku. Tapi entahlah aku merasa kebaikannya semacam tertutupi oleh kejelekkan yang ia tanam sendiri di kepalaku. Seperti pepatah bilang, semakin kuat kita melupakan seseorang maka akan semakin sulit kita melupakannya. Aku tidak mau seperti itu. Biarlah waktu yang membantuku melupakan semua kenangan buruk tentangnya.
Aku atau mungkin kita semua tak akan pernah berubah menjadi lebih baik jika tidak pernah merasakan luka. Kalimat dari Zarry Hendrik itu selalu membuatku merasa kuat, sebab tidak hanya aku yang pernah merasakan ini. Semua orang mungkin pernah merasakannya. Cuma cara menghadapinya saja yang berbeda-beda.
Temanku berkata: "mungkin dengan begini, kamu akan lebih kuat untuk menghadapi keadaan yang mungkin lebih buruk dari ini. Ikhlaskan saja semua, doakan dia, dan kembalilah ceria. Semangat!"
Sungguh menenangkan hati mendapati seorang teman menasihatiku seperti itu.
Ah, sudahlah tidak ada gunanya menye-menye seperti ini.
"Suatu saat, entah kapan, penyesalan lah yang membuatmu mengingat aku." -Karizunique